|
Truk Pertamina Aviation Refueller
Foto: dok.defensiveid |
Mengendarai kendaraan berbadan besar dan beroda banyak, misalnya bus, truk tangki, truk trailer, truk gandeng, dan sejenisnya tak seperti mengendarai kendaraan biasa, seperti mobil pribadi jenis sedan atau minibus.
Butuh keterampilan khusus untuk mengemudikan kendaraan-kendaraan besar tersebut.
Para pengemudi kendaraan berbadan besar dan beroda banyak itu tak
hanya harus mengemudikan dengan baik, tapi juga harus dengan aman. Aman untuk
diri sendiri, kendaraan, orang lain, dan lingkungan sekitarnya.
Tahukah Anda ternyata profesi pengemudi truk itu merupakan salah satu dari 10 pekerjaan paling berbahaya di dunia. Ya, mengemudi itu bukan cuma sekadar profesi, tapi butuh keterampilan khusus yang harus dipelajari.
Untuk itu, para Operator RDT Pertamina’s Aviation Refueller wajib
mengikuti training keselamatan berkendara yang diselenggarakan
oleh PT Pertamina Indonesia.
|
Bergaya dengan Operator RDT Pertamina's Aviation Refueller
Foto: dok. kentangbunder |
Program Defensive Driving Training untuk para karyawan Pertamina Aviation tersebut dilakasanakan dalam
beberapa batch, mulai dari bulan Maret 2016.
Di setiap batch
training Defensive Driving Training yang berlangsung selama 3 hari di Halim
Perdanakusuma, Jakarta, salah satu Senior Instruktur Defensive Indonesia, Haniz Hidayat memberikan
materi ajar, seperti cara berkendara yang aman, mengetahui titik blind spot,
mengetahui cara manuver truk yang baik, serta tips mengecek kendaraan sebelum
dinyalakan dan dijalankan (pre-trip inspection).
Harapannya sih, semoga setelah mengikuti training itu, para pengemudi kendaraan
berbadan besar dan beroda banyak itu memahami dan sedapat mungkin dipraktekkan sebagaimana mestinya ketika bertugas.
Keep the drive safe ya, Bapak-Bapak...!