Monday, March 16, 2015

NIATKAN, BAYANGKAN, DAN AMINKAN!

Sebentar lagi, adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah (SD, SMP, SMA) akan menghadapi ujian akhir semester. Para guru pun sudah siap dengan bahan ajarnya masing-masing untuk diujikan pada waktunya nanti. Lalu, bagaimana dengan kamu? Siap?

Yuk, kita belajar. Ssst, ada cara yang jitu agar teman-teman dapat belajar dengan asyik dan menyenangkan.

Beberapa waktu lalu, Kak Haniz Hidayat berbaik hati berbagi tips dan motivasi belajar yang asyik untuk teman-teman di SD Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Niatkan, bayangkan, dan aminkan!
Foto:dok.pribadi

Salah satu materi yang disampaikan oleh Kak Haniz adalah cara mudah untuk belajar dan memotivasi diri agar kita siap menghadapi pelajaran dan ujian. 

Misalnya, belajar berniat, belajar membayangkan, dan belajar membuat jangkar emosi.

Caranya mudah, teman-teman hanya tinggal memerintahkan otak di kepala untuk melakukan niat yang teman-teman ucapkan di dalam hati. 

Contohnya begini. “Niatku belajar hari ini seru dan mengasyikkan.” Setelah itu, teman-teman bayangkan sedang ada di sebuah tempat favorit sambil membaca buku, berlatih mengerjakan soal-soal ujian. Perasaan teman-teman saat itu nyaman dan happy.

Bayangkan teman-teman sangat menikmati proses belajar itu dan bayangkan hasil belajar teman-teman mendapatkan nilai terbaik. Imajinasikan juga orangtua teman-teman memeluk, teman-teman dan guru juga bangga kepadamu.

Lalu, ucapkan, "Amin, Amin, Amin!" untuk menguatkan niat itu (inilah yang disebut jangkar emosi). Kemudian, mulailah belajar dengan perasaan yang senang dan nyaman. 

Nah, coba rasakan bedanya setelah kamu berniat seperti itu. Dicoba, ya, tips dari Kak Haniz ini. Semoga sukses belajarnya.

Sunday, March 15, 2015

Celotehan Para Remaja Soal Narkoba


Berita ini ditulis oleh teman wartawan detikhealth yang meliput acara penyuluhan narkoba untuk para pemuda dan remaja di Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. 

Celotehan Para Remaja Soal Narkoba
M Reza Sulaiman - detikHealth
Minggu, 27/04/2014 15:03 WIB


Kak Haniz Hidayat sedang menjelaskan tentang bahaya narkoba
untuk para pemuda dan remaja di Kelurahan Palmerah,
Jakarta Barat/ foto: dok.pribadi
Jakarta, Salah satu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah dengan memberikan penyuluhan atau seminar seperti yang dilakukan oleh Yayasan Bulir Padi di RW 03, Kelurahan Palmerah, Jakarta. Lalu bagaimana tanggapan peserta yang notabene masih berusia remaja?

Wahyu (17) salah seorang peserta mengatakan bahwa meski penyalahgunaan narkoba masih sering ditemuinya di lingkungan sekitar rumah, namun ia tidak ikut-ikutan karena tahu bahaya yang bisa ditimbulkan oleh zat adiktif tersebut.

"Di sekitar sini juga masih ada yang pakai gele (ganja). Cuma nggak ikutan karena sudah tahu bahayanya," tuturnya ketika ditemui detikHealth usai seminar Akal Sehat, Hidup Sehat di Ruang Serbaguna RW 03, Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, dan ditulis pada Minggu (27/4/2014).

Teman Wahyu, Rizky (16) mengatakan hal yang sama. Meski mengaku sering melihat teman-temannya menggunakan narkoba, namun pelajar kelas 1 SMK tersebut memilih untuk tidak terlibat.

"Didiemin aja dia. Biar dia pakai sendirian. Nggak berani negur atau ngelarang. Takut kalau dilarang dia nanti marah-marah atau ngamuk," katanya lagi.

Rizky melanjutkan bahwa sebenarnya teman-temannya sesama remaja yang menggunakan narkoba tersebut sudah tahu dan sadar bahwa narkoba dapat merusak tubuh dan menjerumuskan mereka kepada perbuatan kriminal. Namun mereka memilih untuk mengabaikan hal tersebut.

"Alasannya pakainya bermacam-macam. Ada yang memang cuma ikut-ikutan teman lain. Ada yang supaya seru-seruan aja pas nongkrong," lanjutnya lagi.

Konselor senior penyalahgunaan narkoba dari RS Bhayangkara Sespimma POLRI, Haniz Hidayat, memaparkan bahwa langkah paling tepat ketika remaja atau anak-anak menemukan orang yang menyalahgunakan atau bertransaksi narkoba adalah mendiamkan dan menjauhinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kalau teman-teman, adik-adik disini menemukan hal-hal seperti itu (pemakaian atau transaksi narkoba) lebih baik jauhi dan didiamkan. Lalu lapor ke pihak yang berwajib. Polisi atau kalau tidak orang dewasa lainnya seperti hansip, satpam, atau pegawai kelurahan misalnya. Jangan sok pahlawan, takutnya nanti malah jadi sasaran amukan dia (pemakai)," pungkasnya.

Saturday, March 14, 2015

Berhenti Merokok, Bisakah?

Kalau membaca fakta dan artikel-artikel kesehatan tentang merokok memang menakutkan. Gara-gara itu, keinginan dan kemauan untuk berhenti merokok semakin besar. Coba deh baca beberapa kutipan yang sempat saya baca berikut ini. 

Menurut sumber dari Departemen Kesehatan RI, sekitar 68,8% perokok mengakui mereka mulai merokok sebelum umur 19 tahun. Dan pada tahun 1995, lebih dari 6 dari 10 pria itu merokok. Dan hanya sedikit yang tercatat wanita yang merokok. Hmm.. tapi kenapa sekarang saya malah lebih sering melihat wanita merokok di resto atau cafe-cafe tempat hang out, ya? 

Lepas dari itu, yang jelas dari fakta yang ada, jumlah pria perokok meningkat cepat setelah umur 10 sampai 14 tahun. Dan angka itu ternyata dari tahun ke tahun semakin meningkat! Meski saya tahu fakta-fakta itu, tetap saja hari demi hari rokok tak pernah berhenti saya beli. Hadeeuh.. 

Sampai suatu hari, saya diminta untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok kepada para pemuda dan remaja di sebuah tempat. Saat itu, saya merasa agak gamang. Bukan karena tak punya materi penyuluhan atau gugup berbicara untuk umum, tapi lebih karena merasa bersalah sebab saya masih merokok.

Bagaimana, ya? Bisakah saya berhenti merokok saat ini juga? Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Sementara saya sadar, usia semakin bertambah, kesehatan pun juga semakin harus dijaga, kan? 

Menurut materi tentang bahaya merokok yang saya punya, zat nikotin yang ada di dalam daun tembakau (bahan dasar rokok) adalah tipe zat adiktif kuat yang bisa membuat seseorang jadi ketergantungan. Lagipula, di Indonesia harga sebungkus rokok bisa dibilang masih relatif terjangkau ketimbang harga rokok di luar negeri. 

Selain itu, banyak orang yang tak bisa tahan untuk mengatasi efek berhenti merokok, seperti sakit kepala, gelisah, cepat cemas, mudah tersinggung, dan depresi. Ya, itulah makanya banyak orang sulit bahkan tidak berhasil untuk berhenti merokok. Ah, tapi saya yakin, pasti ada cara efektif untuk berhenti atau paling tidak mengurangi frekuensi saya merokok. 

Saya sempat membaca beberapa cerita perokok aktif yang berhasil berhenti dari kebiasaan merokoknya yang dishare di blognya. Menurut mereka, untuk mengurangi dan akhirnya bisa berhenti merokok sebaiknya: 

1. Miliki alasan kuat yang benar-benar membuat kita berhenti dari kebiasaan merokok. Lalu yakinilah. 

2. Hindari berhenti langsung karena di mana-mana semua butuh proses. Nggak ada cara cepat atau instan berhenti merokok. Asal tahu saja, ya. 95% orang yang berusaha berhenti meroko secara alami (tanpa terapi & pengobatan) akan kembali merokok lagi. Kurangi saja sedikit demi sedikit. Kalau keinginan merokok muncul, ingat saja alasan dan niat kita berhenti merokok. 

3. Beri tahu kepada teman, keluarga, sahabat, kerabat, dan orang di sekitar kalau kita sudah mulai mengurangi rokok atau berhenti merokok. Mintalah dukungan dan semangat dari mereka untuk niat kita ini.

4. Mengatur pola makan dan rutin berolahraga untuk mengisi waktu luang. 

Jadi kesimpulannya, lakukan niatan berhenti merokok secara perlahan, tak perlu grusa-grusu atau terburu-buru. Semuanya adalah proses yang ditunjang dengan niat dan usaha yang sungguh-sungguh! Nah, selamat melaksanakan niat kamu dan nikmati saja prosesnya. Ok?

(#kentangbunder2blogspot/foto:istimewa)